Inflasi Juni 2023 Landai, Mungkinkah Suku Bunga BI turun

Kilasnetwork.com, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat  angka inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Juni 2023 sebesar 0,14% secara bulanan (mtm), 1,24% secara tahunan (ytd), dan 3,52% secara tahun ke tahun (yoy). Dalam rilis berita resmi statistik BPS, Senin 3 Juli 2023, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan inflasi bulan Juni 2023 mengalami kenaikan dari bulan Mei, yaitu 114,84 menjadi 115,00.

“Inflasi bulan Juni 2023 mencapai 0,14% secara bulanan, atau mengalami kenaikan dari 114,84 pada Mei 2023 menjadi 115,00 pada Juni 2023.” Demikian disampaikan dalam konferensi pers pada Senin, 3 Juli 2023.

“Pada sisi lain, secara tahunan mencatat inflasi sebesar 3,52% dan secara year to date mengalami inflasi sebesar 1,24%,” tambah Pudji Ismartini.

Tekanan inflasi pada bulan Juni 2023, ketika dilihat dari perspektif tahunan, disebabkan oleh kenaikan harga kelompok pengeluaran yang dipicu oleh liburan dan cuti bersama Hari Raya Idul Adha. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan sebesar 2,85%; kelompok transportasi sebesar 10,18%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,47%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,17%; serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,27%.

BACA JUGA  Inflasi Juli 2023 Terjaga dalam Kisaran Sasaran 3,0+1%

Sementara itu, angka inflasi IHK Juni 2023 sebesar 3,52% secara tahunan mengalami penurunan dibandingkan angka inflasi pada Mei yang mencapai 4% (yoy). Angka inflasi Juni 2023 juga lebih rendah dibandingkan dengan estimasi konsensus para analis pasar yang sebesar 3,62%.

Dalam komponennya, penurunan inflasi IHK Juni (yoy) dibandingkan Mei (yoy) disebabkan oleh penurunan semua komponen yang membentuk inflasi baik pada Kelompok Bergejolak (Volatile Food), Kelompok Harga yang Dikendalikan Pemerintah (Administered Price), maupun Kelompok Inflasi Inti (Core Inflation).

Inflasi pada kelompok volatile food mencapai 1,20% (yoy) pada bulan Juni 2023, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 3,28% (yoy). Perkembangan ini disebabkan terutama oleh penurunan harga komoditas bawang merah dan minyak goreng, didukung oleh pasokan yang terjaga.

Selanjutnya, inflasi pada kelompok administered prices pada bulan Juni 2023 mencapai 9,21% (yoy), mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,52% (yoy). Perkembangan ini dipengaruhi terutama oleh penyesuaian harga bahan bakar minyak non-subsidi pada tanggal 1 Juni 2023, seiring dengan turunnya harga minyak mentah dunia.

Pudji Ismartini juga mengatakan, terdapat beberapa peristiwa penting yang terjadi pada Juni 2023 terkait harga komoditas yang terus mengalami penurunan, seperti minyak mentah, yang sejalan dengan prediksi Bank Dunia. Selain itu, pertumbuhan ekonomi dan inflasi di negara-negara pasar berkembang juga diprediksi menurun, didukung oleh harga komoditas yang lebih rendah.

BACA JUGA  Berhasil Jaga Jam Kerja Aman dan Utamakan Keselamatan Kerja, Subholding Gas Pertamina Sabet 14 Penghargaan Keselamatan Migas 2023

Sementara itu, inflasi inti pada bulan Juni 2023 mencapai 2,58% (yoy), juga lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 2,66% (yoy). Inflasi inti ini mencerminkan inflasi yang dipengaruhi lebih banyak oleh faktor-faktor fundamental seperti pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan potensi, stabilitas nilai tukar rupiah, terkendalinya jumlah uang beredar, dan stabilnya ekspektasi inflasi.

Perkembangan mengenai inflasi IHK bulan Juni 2023 yang terus melandai dan terkendali mengarahkan laju inflasi kembali ke kisaran sasaran pemerintah dan Bank Indonesia sebesar 3+1%, lebih cepat daripada yang diprediksi sebelumnya oleh Bank Indonesia.

Perkembangan ini juga menciptakan optimisme bahwa inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% untuk sisa tahun 2023 (Siaran Pers Bank Indonesia, No. 25/176/Dkom). Melihat perkembangan ini, masyarakat berharap bahwa Bank Indonesia memiliki peluang untuk menurunkan suku bunga guna mendukung pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023. (adm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News