Kilasnetwork.com – Signal bearish IHSG akhirnya terjadi pada perdagangan kamis (27/07), setelah rally berhari-hari dan menyentuh level double top yaitu high di bulan April, aksi profit taking dan sentimen suku bunga AS yang tercermin dari penurunan bursa AS dan Eropa maka Composite hari ini terkoreksi signifikan 51.62 point di level 6896.66 atau turun 0.74%. Tampaknya IHSG sudah terlalu lelah untuk terus mendaki dan butuh koreksi sehat sembari investor menantikan rilis kinerja emiten kuartal 2 tahun ini. Disisi lain bursa Asia mayoritas menguat sehingga anomali terjadi pada market Indonesia. Bursa Jepang Nikkei ditutup naik 0.68%, Kospi menguat 0.44% , dan Hangseng melejit .35%. Mayoritas sektor di bursa turun tajam dimotori oleh sektor energi dan sektor kesehatan yang turun lebih dari 1%. Sejauh ini tidak ada sentimen negatif dari faktor domestik dan juga sedikit tekanan dari kenaikan suku bunga AS tampak tidak terlalu mempengaruhi bursa regional pada umumnya, dapat disimpulkan penurunan bursa Indonesia cenderung oleh aksi profit taking dan langkah antisipasi investor mencermati rilis beberapa emiten yang cenderung mengalami penurunan kinerja di kuartal 2 tahun ini.
Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Kamis, kenaikan suku bunga kesembilan berturut-turut, dengan statement inflasi masih diperkirakan akan tetap terlalu tinggi untuk waktu yang terlalu lama meskipun terjadi perlambatan baru-baru ini. Hal ini membawa tingkat operasi refinancing utama menjadi 4,25%, tertinggi sejak Oktober 2008, dan tingkat fasilitas simpanan ke tingkat tertinggi selama 22 tahun sebesar 3,75%. ECB juga telah berkomitmen untuk mengikuti “pendekatan yang bergantung pada data” untuk keputusan suku bunga di masa depan dan mengatakan bahwa suku bunga akan ditetapkan pada tingkat yang cukup ketat selama diperlukan untuk membawa inflasi kembali
ke target 2%. Sejak dimulainya siklus pengetatan bank sentral pada Juli 2022, pejabat ECB telah menerapkan kenaikan suku bunga 425 basis poin yang belum pernah terjadi sebelumnya, menandai laju pengetatan tercepat dalam sejarahnya. Sementara itu data yang rilis terbaru dari AS menunjukkan ekonomi AS masih cukup tangguh dengan PDB yang tumbuh 2.4% di triwulan ke dua dan hal ini melampaui ekspektasi pasar yaitu 1.8%. Sentimen positif ini membawa Wallstreet kembali ceria setelah mengalami pelemahan pada perdagangan rabu malam (26/07) seiring kenaikan suku bunga Fed.
Lambatnya rilis laporan kinerja emiten tampaknya dapat berdampak pada IHSG yang butuh suntikan energi semangat untuk kembali menguat, hari ini indeks masih dalam kecenderungan melemah dengan potensi menuju support area 6835. Sektor energi diharapkan dapat menahan laju penurunan seiring kenaikan harga minyak dunia yang sempat menyentuh level $80 per barrel dampak ketatnya supply dan stok cadangan minyak AS yang menipis.
Sektor tambang berbasis logam rawan mengalami koreksi terpantau penurunan tajam harga logam dunia di bursa malam ini. Saham-saham yang dapat dipantau esok hari dan memiliki peluang untuk menguat berdasarkan fundamental dan analisa tekhnikal antara lain :
1. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJBR)
Rekomendasi buy BJBR : 1215 TP1 : 1250 TP2: 1280 SL: 1190
2. Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)
Rekomendasi buy BDMN : 3200 TP1: 3280 TP2: 3350 SL: 3150
3. MNC Kapital indonesia Tbk (BCAP)
Rekomendasi buy BCAP : 59 TP1: 64 TP2: 68 SL: 57
4. Tiga Pilar Sejahtera (AISA)
Rekomendasi buy AISA: 146 TP1: 151 TP2: 157 SL: 143