BPS Catat Inflasi Bulanan Pada Juli 2023 Sebesar 0,21%, Waspada Dampak El Nino

Kilasnetwork.com, SurabayaBadan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi bulanan pada bulan Juli 2023 sebesar 0,21%. Meskipun angka ini relatif rendah, perlu tetap waspada terhadap dampak yang mungkin timbul akibat fenomena El Nino.

Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS pada hari Selasa, Inflasi Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Juli 2023 mengalami peningkatan sebesar 0,21% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Peningkatan ini turut memberikan kontribusi pada pertumbuhan inflasi secara tahunan sebesar 3,08% (YoY).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam rilisnya menyebutkan bahwa peningkatan angka inflasi tahunan Juli 2023 utamanya disebabkan oleh kenaikan harga dalam beberapa kelompok pengeluaran, yang dipicu oleh siklus libur sekolah dan tahun ajaran baru. Beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga antara lain transportasi sebesar 9,58%, makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,90%, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,08%, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,02%, serta pendidikan sebesar 3,07%.

“Bulan Juli ini bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang sehingga berpengaruh terhadap permintaan beberapa jenis barang dan jasa yang terkait kelompok pendidikan” kata Pudji.

BACA JUGA  PLN Nusantara Power Berdayakan Kaum Difabel melalui Program Mentari Bekasi

Pudji juga menekankan bahwa penyumbang inflasi terbesar pada Juli 2023 adalah kelompok transportasi, yang mencatatkan inflasi sebesar 9,58% (YoY) dan memberikan kontribusi sebesar 1,17% terhadap inflasi secara umum. Sedangkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,90% (YoY) dengan kontribusi sebesar 0,51%.

Namun, perlu diingat bahwa inflasi yang semakin mendekati level 3% tersebut juga terdapat risiko yang perlu diwaspadai, yakni dampak dari fenomena El Nino. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, pemerintah perlu berhasil dan efektif dalam mengelola harga dan pasokan pangan, mengingat terdapat dua faktor risiko yang dapat mengganggu pasokan tersebut. Pertama, keputusan Rusia untuk mengakhiri kesepakatan Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam pada Juli 2023, yang berisiko mengusik pasokan komoditas gandum dan biji-bijian serta meningkatkan inflasi pangan dunia. Faktor kedua adalah ancaman siklus El Nino, yang berpotensi menyebabkan kekeringan dan gagal panen di dalam negeri.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga mengimbau agar pemerintah pusat dan daerah bisa mengantisipasi dampak El Nino terhadap ketersediaan rantai pasok. Ia menunjukkan keprihatinannya terhadap beberapa daerah yang sudah mengalami kekeringan dan gagal panen, serta meminta semua daerah untuk siap menghadapi fenomena ini. Siklus El Nino diperkirakan akan mencapai puncaknya pada bulan September 2023.

BACA JUGA  Srikandi Nusantara Power Hijaukan Nusantara di Lemah Abang

Dengan demikian, meskipun inflasi Juli 2023 cenderung terkendali dan mendekati target pemerintah sebesar 3% + 1%, tetap perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko yang mungkin timbul, terutama terkait dengan dampak El Nino yang dapat berdampak pada ketersediaan pangan dan harga komoditas. (Nik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News