Kilasnetwork.com – PT Pertamina Gas (Pertagas), afiliasi dari PT PGN Tbk Sub Holding Gas Pertamina, mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas bagi pelaku pertanian serta penyerahan bantuan sarana dan prasarana untuk pengembangan pupuk kompos dan pupuk organik cair (POC) dari limbah organik. Acara ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari Rabu hingga Jumat (15-17/05) di Desa Karya Jaya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sebanyak 23 peserta yang terdiri dari pengurus BUMDes Mitra Karya dan Kelompok Tani Pemuda mengikuti pelatihan ini. Mereka menerima materi tentang pembuatan pupuk organik cair, padat organik, fungisida, dan insektisida nabati, dengan Dwi Dalli Mulianto sebagai fasilitator dan instruktur.
Yedo Kurniawan, Head of External Relation East Region, menyatakan, “Kegiatan ini merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) Pertagas melalui Operation Kalimantan Area (Pertagas OKA). Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mendukung peningkatan ekonomi melalui BUMDes dengan memanfaatkan limbah sebagai bahan dasar pembuatan produk pertanian mandiri guna mendukung pertanian berkelanjutan.”
Salah satu peserta pelatihan mengucapkan terima kasih kepada Pertagas yang telah menyediakan fasilitas dan pelatihan. “Permasalahan petani saat ini adalah degradasi lahan dan serangan hama. Kami membutuhkan unsur hara tanah yang kaya akan nutrisi dan mikroba baik untuk tanaman,” ujar Khory.
Kepala Desa Karya Jaya, Parijo, turut hadir dalam acara tersebut bersama Pembina Desa Inklusif dari KAGAMA serta Tokoh Masyarakat. Parijo menyampaikan bahwa BUMDes Mitra Karya yang baru berusia dua tahun menghadapi banyak kendala, terutama rendahnya pengetahuan terkait pertanian serta modal usaha. “Pendampingan dari Pertagas menumbuhkan semangat baru bagi kelompok masyarakat dan memotivasi untuk menghadirkan produk turunan baru yang nantinya mampu bernilai jual,” tambahnya.
Di tempat terpisah, Imam Rismanto, Manager Communication Relations and CSR Pertagas, menyampaikan bahwa pelatihan produk olahan pertanian ini merupakan salah satu program TJSL dalam aspek pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian di Samboja. “Diharapkan dapat menjadi penggerak perekonomian berbasis masyarakat desa yang memberikan dampak positif dengan mengedepankan keberlangsungan ekosistem lingkungan,” jelas Imam.
Pelatihan ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia pada tahun 2030. (san)