KILASNETWORK.COM – Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur mendorong pembangunan embung di sejumlah daerah untuk mengatasi masalah kekeringan dan banjir. Anggota Komisi D, Martin Hamonangan, menyebut bahwa pembangunan embung adalah solusi tata kelola air yang paling tepat.
“Embung tidak hanya menjamin ketersediaan air bersih, tetapi juga mendukung irigasi pertanian. Di daerah dengan kontur pegunungan dan wilayah tadah hujan harusnya ada pemikiran tata kelola agar air yang melimpah saat musim hujan bisa disalurkan di musim kering,” ujar Martin di Surabaya, Rabu (13/8/2025).
Martin mencontohkan kondisi di Kalibaru, Banyuwangi, di mana air melimpah saat musim hujan justru menjadi masalah dan terbuang sia-sia. Menurutnya, pembangunan embung bisa menampung air tersebut agar dapat dimanfaatkan saat kemarau.
Perubahan Lahan dan Krisis Air di Berbagai Daerah
Anggota Fraksi PDIP ini juga menyoroti alih fungsi lahan hutan menjadi lahan jagung dan tebu yang menyebabkan menurunnya daya serap tanah. Kondisi ini membuat air hujan turun seperti air terjun, memperparah risiko banjir. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur penampungan air seperti embung dan sumur kelola dinilai krusial.
“Kalau peralihan lahan tidak bisa dikembalikan menjadi hutan, tentu harus ada solusi lain. Tata kelola air bisa dilakukan dengan embung atau sumur kelola sampingan untuk sumber air minum dan pengairan sawah,” jelasnya.
Martin juga menyoroti beberapa daerah di Jawa Timur yang menghadapi krisis air, seperti Madura dan Bondowoso. Ia menyebut di Bondowoso, pengeboran hingga 200 meter pun belum tentu menemukan air, sehingga pengelolaan air hujan menjadi solusi paling logis.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, sepanjang 2024 setidaknya 26 kabupaten/kota terdampak kekeringan, dengan lebih dari 400 ribu jiwa mengalami krisis air bersih. Martin berharap, Pemprov Jatim dan pemerintah kabupaten/kota dapat memprioritaskan pembangunan embung-embung baru.
“Dengan embung, kita bisa memutus siklus kekurangan air di musim kemarau, dan meminimalkan kerugian akibat banjir di musim hujan,” pungkasnya. (KZM)