Java Coffee and Flavors Fest 2025 Dibuka di Surabaya, Transaksi Hari Pertama Tembus Rp55,8 Miliar

KILASNETWORK.COM – Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) 2025 resmi dibuka di Kota Surabaya, Sabtu (23/8/2025). Festival kopi terbesar di Jawa Timur ini tidak hanya menyajikan beragam olahan kopi nusantara, tetapi juga menghadirkan potensi cokelat dan rempah-rempah unggulan seperti cengkeh, lada, dan pala.

Gelaran yang berlangsung hingga 25 Agustus 2025 ini diikuti 40 pelaku UMKM kopi, cokelat, dan rempah. Selain menjadi ajang promosi komoditas unggulan, JCFF juga diharapkan mampu mengangkat citra kawasan Kota Lama Surabaya sebagai destinasi wisata baru yang kaya sejarah sekaligus bernuansa modern.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Ibrahim, menyampaikan capaian transaksi hari pertama festival jauh melampaui target. Dari semula ditargetkan Rp30 miliar untuk perdagangan dan Rp20 miliar untuk pembiayaan UMKM, realisasi justru mencapai Rp55,8 miliar.

“Rp33,7 miliar berasal dari kesepakatan perdagangan, sementara Rp22,1 miliar dari business matching pembiayaan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar Rp30 miliar. Target awal Rp50 miliar bahkan sudah terlampaui,” jelas Ibrahim.

BACA JUGA  Jawa Timur dan Lampung Perkuat Sinergi Lewat Misi Dagang, Catat Transaksi Miliaran

Menurutnya, tingginya antusiasme ini didorong oleh tren kopi yang kian berkembang sebagai gaya hidup masyarakat, terutama generasi muda. Budaya ngopi yang marak melalui kehadiran kafe modern turut mendorong inovasi produk dan memperkuat ekosistem kopi nasional.

Festival ini menjadi flagship program Bank Indonesia di Jawa Timur. Tidak hanya melibatkan pelaku kopi dari Jawa Timur, peserta juga datang dari Sumatra, Sulawesi, hingga Papua, bahkan ada yang berasal dari luar negeri sehingga membuka peluang kerja sama lintas negara.

Ibrahim menambahkan, Indonesia saat ini masih berada di posisi empat hingga lima besar produsen kopi dunia bersama Vietnam, Kolombia, dan Ethiopia. Situasi ini harus dimanfaatkan secara optimal, terutama ketika produksi di negara pesaing terganggu. “Tarif kopi Indonesia relatif kompetitif, sehingga peluang memperluas pasar global sangat besar,” ujarnya.

Selain kopi, Jawa Timur juga dinilai memiliki kekuatan besar di sektor perkebunan. Hampir separuh produksi kopi di Pulau Jawa berasal dari provinsi ini, ditambah potensi cokelat dan rempah yang berkontribusi signifikan terhadap kebutuhan nasional.

BACA JUGA  Festival Peneleh 2023, Sinergi Pemkot Surabaya dan Bank Indonesia Kembangkan Wisata Kampung Sejarah

Karena itu, festival ini tidak hanya berfokus pada promosi dagang, tetapi juga diikuti dengan program pendampingan bagi petani. BI bersama mitra terkait mendorong agar petani tidak hanya menjual biji mentah, tetapi juga mengembangkan keterampilan roasting dan pengolahan pascapanen.

“Dengan pendampingan berkelanjutan, kami berharap posisi Jawa Timur sebagai lumbung pangan sekaligus sentra perkebunan nasional semakin kuat. Kopi, cokelat, dan rempah-rempah adalah aset penting yang harus terus kita kembangkan bersama,” pungkas Ibrahim. (AGF)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News