KILASNETWORK.COM – Dua mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (UNEJ), Isma Vahro Faraida Kurniawan (Ida) dan Shalin, berhasil menorehkan prestasi di ajang Essay Competition ALSA English Fair 2025 yang digelar Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Keduanya meraih Juara 3 tingkat nasional dalam kompetisi bergengsi tersebut.
Lomba tahunan ini diikuti peserta dari berbagai jenjang pendidikan, mulai SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Proses kompetisi berlangsung sejak Maret hingga Mei 2025, dengan persyaratan penulisan esai berbahasa Inggris minimal 1.500 kata.
Meski mendaftar terlambat dan hanya memiliki waktu kurang dari dua bulan, Ida dan Shalin berhasil menyelesaikan esai berjudul “Perspectives On Legal And Civil Protection For Victims Of Revenge Porn In The Digital Era.” Dalam karya tersebut, mereka mengusulkan paradigma hukum baru yang menekankan pemulihan korban kejahatan seksual digital, khususnya kasus Revenge Porn.
“Kami menyoroti pentingnya pendekatan berbasis Dignity Rights (hak martabat) dan penerapan Right to be Forgotten (hak untuk dilupakan), agar korban memiliki hak meminta penghapusan jejak digital yang merugikan,” jelas Ida, Senin (1/9/2025).
Perjalanan meraih prestasi itu bukan tanpa tantangan. Selain harus membagi waktu dengan kuliah dan organisasi, keterbatasan dana serta kemampuan academic writing menjadi hambatan tersendiri. Dukungan dosen, teman, hingga keluarga sangat membantu, termasuk bimbingan dari dosen Fakultas Hukum UNEJ dan seorang research fellow luar negeri.
Ujian berat juga datang ketika ibu Shalin wafat sehari sebelum final lomba. Dalam kondisi berduka, keduanya tetap berusaha tampil maksimal.
“Saat diumumkan sebagai juara tiga, kami sangat terkejut sekaligus bersyukur. Prestasi ini kami persembahkan khusus untuk mendiang ibu Shalin dan semua pihak yang sudah mendukung kami,” ungkap Ida.
Prestasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa angkatan 2024 Universitas Jember mampu bersaing di kancah nasional. Ida pun berpesan agar mahasiswa lain berani mencoba tantangan baru. “Dari proses itu lahir pengalaman berharga, baik dari kegagalan maupun keberhasilan,” tambahnya. (GAR)