KILASNETWORK.COM – Bank Indonesia (BI) terus memperluas inovasi dan pemanfaatan teknologi keuangan digital di masyarakat. Langkah terbaru yang diinisiasi adalah pengembangan sandbox Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Antarnegara antara Indonesia dan Korea Selatan.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2025 yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Menurut Perry, inisiasi ini merupakan bagian dari upaya peningkatan inovasi dan perluasan akseptasi digital yang diangkat dalam penyelenggaraan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI). Festival tersebut bersinergi dengan Indonesia Fintech Summit dan Expo 2025.
“Antara lain, peluncuran QRIS Tap In/Tap Out dan inisiasi sandboxing QRIS Antarnegara Indonesia-Korea Selatan,” kata Perry.
Melalui kerja sama lintas negara ini, BI menargetkan integrasi pembayaran lintas batas yang lebih efisien, cepat, dan aman, baik bagi masyarakat maupun pelaku usaha kedua negara.
Penguatan Ekosistem Digital dan Operasi Moneter
Selain inisiatif QRIS antarnegara, BI juga menggulirkan sejumlah program lain guna memperkuat ekosistem keuangan digital nasional. Program-program tersebut di antaranya peningkatan kapasitas dan literasi melalui program KATALIS P2DD (Sinergi Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah), BI-OJK Hackathon 2025, serta program QRIS Jelajah Budaya Indonesia.
Tidak hanya fokus pada inovasi digital, Gubernur Perry juga menyampaikan bahwa BI memperkuat strategi operasi moneter promarket. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas transmisi penurunan suku bunga, serta memperluas likuiditas dan memperdalam pasar uang dan valuta asing.
Beberapa langkah strategis yang ditempuh BI meliputi:
Pengelolaan struktur suku bunga instrumen moneter dan swap valas sejalan dengan ekspansi likuiditas moneter.
Peningkatan likuiditas melalui penurunan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder secara terukur.
Perluasan underlying repurchase agreement (repo) dengan surat berharga berkualitas tinggi dari lembaga keuangan milik pemerintah.
Penerbitan BI-FRN (Floating Rate Note) dan pengembangan Overnight Index Swap (OIS) dengan tenor di atas overnight untuk membentuk struktur suku bunga berbasis transaksi pasar.
Perluasan kepemilikan Sukuk Bank Indonesia (SukBI) untuk bank, nonbank, dan investor asing, serta penguatan peran dealer utama guna meningkatkan aktivitas transaksi di pasar sekunder.
Perry menegaskan bahwa langkah-langkah strategis ini merupakan bagian dari strategi menyeluruh BI. Tujuannya adalah untuk menjaga stabilitas moneter dan memperkuat digitalisasi sistem keuangan guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. (UMH)