KILASNETWORK.COM – Dwi Soetjipto, 69, membuktikan usia hanyalah angka dengan menaklukkan tanjakan ekstrem Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM 2025, Sabtu (27/9/2025). Pesepeda kelahiran 1956 ini berhasil menyelesaikan rute yang dikenal sebagai salah satu yang terberat di Indonesia.
Ijen KOM, seri pamungkas Trilogy Mainsepeda, menguji ketahanan fisik dan mental peserta dengan jalur sepanjang 86,9 kilometer. Rute tersebut menyuguhkan tanjakan Hors Categorie (HC) dengan gradien puncak mencapai 34 persen dan elevasi total 1.708 meter.
Mengendarai roadbike Bastion, Dwi mengakui Ijen KOM 2025 sebagai tantangan terberatnya. “Jalur terberat dari trilogi Mainsepeda,” ujarnya, menekankan pentingnya ketahanan mental dalam menghadapi gradien ekstrem.
Untuk mempersiapkan diri, Dwi berlatih intensif selama sebulan di Bogor, menjajal tanjakan Kebo, Cipanas, hingga Puncak. Bahkan, ia dan rekan-rekannya sempat melakukan pemanasan di jalur Djawatan Banyuwangi menjelang perlombaan.
Meskipun tidak menargetkan podium, Dwi berhasil mencapai garis finish sekitar pukul 13.00 WIB, sebelum batas waktu yang ditentukan. Ia pun meraih medali Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM, melengkapi koleksi medali dari seri sebelumnya.
“Usia memang handicap, tapi kalau keinginan sudah kuat, saya yakin bisa,” kata Dwi. Baginya, garis finish hanyalah simbol. Konsistensi dan semangat berbagi, tambahnya, jauh lebih utama.
Dwi, yang mulai bersepeda sejak 2005 dan mendirikan komunitas MOBCC – Mind Over Body Cycling Club, telah mengikuti ajang internasional seperti Gran Fondo New York (GFNY) Bali. Ia membuktikan bahwa kekuatan pikiran mampu menggerakkan tubuh.
Dengan semangat pantang menyerah, Dwi Soetjipto terus menulis kisah hidupnya di atas sepeda, kilometer demi kilometer, melampaui batas usia. (UPO)