KILASNETWORK.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menegaskan komitmennya untuk menjalankan seluruh proses seleksi Direktur Utama (Dirut) PD Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) secara objektif dan transparan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya Pemkot mencari pemimpin yang visioner dan mampu memperkuat peran strategis KBS sebagai lembaga konservasi dan edukasi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, M. Fikser, menjelaskan bahwa tahapan seleksi telah berlangsung dalam dua periode, yakni pada 27 Februari hingga 28 Mei 2025, yang kemudian diperpanjang dari 27 Agustus hingga 20 Oktober 2025.
“Perpanjangan pendaftaran ini tidak menggugurkan peserta wawancara akhir sebelumnya. Proses seleksi telah didasarkan pada ketentuan yang berlaku, yakni Pasal 57 dan Pasal 58 PP Nomor 54 Tahun 2017 tentang BUMD serta Pasal 35 dan 36 Permendagri Nomor 37 Tahun 2018,” terang Fikser, dalam keterangan resminya.
Fikser memastikan bahwa setiap tahapan seleksi dilaksanakan secara profesional, objektif, dan transparan. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan kompetensi manajerial, integritas, serta pemahaman mendalam calon terhadap tata kelola lembaga konservasi.
Guna menjamin akuntabilitas, Fikser menambahkan bahwa hasil seleksi akan diumumkan secara terbuka melalui kanal resmi Pemkot Surabaya, yaitu www.surabaya.go.id, demi memberikan akses informasi publik yang jelas.
Pemkot Surabaya menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas KBS agar menjadi lembaga konservasi, edukasi, dan rekreasi yang profesional serta ramah satwa.
“Setiap masukan dari masyarakat maupun organisasi pecinta satwa kami perhatikan untuk dijadikan bahan evaluasi berkelanjutan demi tata kelola lembaga konservasi ke depan,” tutup Fikser.
Berdasarkan Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Anggota Direksi PD Taman Satwa KBS Nomor: 20/PANSEL/X/2025, terdapat sembilan peserta yang dinyatakan lolos seleksi administrasi. Mereka adalah Bony Fasius, Dedy Darsono Gunawan, Hariyono, Ivy Yuana, Jajeli Rois, H. Moch Unsi, Muhammad Syarifullah, Rachmad Wahyudi Wibowo, dan Yanuar Budianto. (BXJ)




