Stok Beras Nasional Aman, Wamentan Sudaryono Pastikan Ketersediaan Hingga Akhir Tahun

KILASNETWORK.COM – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, memastikan bahwa ketersediaan stok beras nasional dalam kondisi aman, meskipun terjadi fenomena panic buying di sejumlah daerah. Hal ini disampaikannya usai mengisi kuliah tamu dalam kegiatan orientasi mahasiswa baru di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, Malang, Rabu (13/8).

Sudaryono mengungkapkan bahwa saat ini cadangan beras pemerintah mencapai 4,3 juta ton yang tersimpan di gudang-gudang milik Perum Bulog. Untuk menjaga stabilitas pasokan di pasaran, pemerintah telah mendistribusikan 3.000 ton beras setiap hari, dan dalam waktu dekat jumlah tersebut akan ditingkatkan menjadi 7.000 ton per hari.

“Distribusi dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk pedagang pasar, ritel modern, TNI, Polri, dan BUMN, agar penyaluran beras merata ke seluruh lapisan masyarakat,” jelasnya.

Ia menjelaskan, saat ini Indonesia tengah memasuki masa standing crop, yakni periode antara panen dan masa tanam. Oleh karena itu, pasokan beras dari panen raya sebelumnya menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Stok beras pemerintah mencukupi hingga akhir tahun tanpa perlu melakukan impor,” tegasnya.

BACA JUGA  Pemerintah Kota Malang Komitmen Berantas Rokok Ilegal

Beras yang didistribusikan ke masyarakat berasal dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), dengan harga dari Bulog sebesar Rp11.000 per kilogram dan dijual oleh pedagang maksimal Rp12.500 per kilogram.

Menanggapi isu terkait impor besar-besaran produk pertanian dari Amerika Serikat, Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah hanya mengimpor komoditas yang tidak bisa diproduksi secara optimal di dalam negeri, seperti gandum, kedelai, dan bawang bombay.

“Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi impor secara bertahap sambil terus meningkatkan produksi dalam negeri. Saat ini kita sudah tidak impor beras, jagung, gula konsumsi, dan garam konsumsi,” ungkapnya. “Ke depan, impor akan terus dikurangi, sementara ekspor produk perkebunan seperti kopi dan kakao akan ditingkatkan.”

Sudaryono juga menyinggung isu gula petani yang belum terserap pasar. Ia menyebut, pemerintah telah menyiapkan dana sekitar Rp1,5 triliun melalui PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk menyerap gula petani.

“Langkah ini diharapkan dapat menjaga harga gula tetap stabil dan melindungi petani dari kerugian,” pungkasnya. (GKX)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News