Pengguna QRIS Capai 56 Juta, Lampaui Kartu Kredit

KILASNETWORK.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan perkembangan terbaru penggunaan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang dikembangkan Bank Indonesia. Ia menyebut pengguna QRIS kini meningkat jauh lebih cepat dibandingkan kartu kredit.

Menurut Airlangga, QRIS telah mencapai sekitar 56 juta pengguna, sementara kartu kredit hanya sekitar 17 juta pengguna. Peningkatan adopsi QRIS dinilai tidak lepas dari semakin luasnya penerimaan sistem pembayaran tersebut, termasuk di berbagai negara.

“QRIS ini sudah 56 juta pengguna. Bandingkan credit card berapa? 17 juta. Jadi kredit card 17 juta, QRIS sekitar 56 juta. Makanya ditakuti,” ujarnya, Rabu (5/11/2025).

Saat ini QRIS sudah dapat digunakan di lima negara Asia, di antaranya Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei, dan Jepang. Ke depan, jangkauan layanan akan diperluas ke negara lain seperti Korea Selatan, China, dan Uni Emirat Arab.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih sebelumnya menyampaikan bahwa pengguna QRIS bahkan telah mencapai 58 juta pengguna, dengan nilai transaksi lebih dari Rp1,9 kuadriliun hingga triwulan tiga tahun ini. Ia menyebut capaian tersebut menandai Indonesia sebagai salah satu pasar pembayaran digital terbesar di kawasan Asia.

BACA JUGA  Peresmian Sales Counter JNE di Ibu Kota Nusantara (IKN), Tanam 1.000 Pohon untuk Dukung Kota Hutan Berkelanjutan

“QRIS sudah mencatat lebih dari 58 juta pengguna dan 41 juta merchant dengan nilai transaksi lebih dari 1,9 kuadriliun. Ini menegaskan posisi Indonesia sebagai pasar pembayaran digital besar,” kata Fili.

Ia menambahkan, keberhasilan perluasan QRIS ditopang oleh meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan pembayaran digital. Seiring tumbuhnya kepercayaan itu, volume serta nilai transaksi turut meningkat signifikan. Inovasi QRIS lintas negara pun dinilai memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem pembayaran global.

Saat ini, QRIS sudah terhubung dengan sejumlah negara di ASEAN hingga Jepang, dan tengah dalam masa uji coba (sandbox) dengan China dan Korea Selatan. Harapannya, wisatawan dari negara tersebut nantinya juga dapat memakai sistem pembayaran yang sama saat berada di Indonesia.

Fili menegaskan pencapaian ini merupakan hasil sinergi antara Bank Indonesia, OJK, kementerian dan lembaga, industri sistem pembayaran, serta pemerintah daerah.

“Ini bukti nyata bahwa kolaborasi adalah kunci keberhasilan transformasi digital nasional,” ujarnya. (LDW)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News